misteri candi gedong songo
Kisah Misteri Candi Gedong Songo
Kisah Misteri Dibalik Candi Geong Songo, Candi Yang memiliki keangkeran dan banyak cerita mistis. Candi yang terletak disebuah gunung tepatnya di gunung unggaran.sampai saat ini banyak para pakar arkeologi belum dapat menemukan satupun bukti sejarah candi gedong songo mengenai tahun pembangunan kompleks Candi Gedong Songo lantar belakang pembangunanya. Namun dilihat dari bentuk arsistektur dan lokasi. bisa diprediksi bahwa kompleks candi ini dibuat pada masa pemerintahan dinasti Sanjaya Hindu di jawa yaitu sekitar ke-8.
Letak candi yang berada dipebukitan juga memiliki fugsi sebagai tempat untuk pemujaan. karena menurut kepercayaan Hindu pada masa itu. gunung dianggap sebagai kayangan atau surga tempat para dewa.
Letak candi yang berada dipebukitan juga memiliki fugsi sebagai tempat untuk pemujaan. karena menurut kepercayaan Hindu pada masa itu. gunung dianggap sebagai kayangan atau surga tempat para dewa.
Menurut cerita rakyat setempat Gunung Ungaran tempat Candi Gedong Songo ini berdiri dahulu kala digunakan oleh Hanoman untuk menimbun Dasamuka dalam perang besar memperebutkan Dewi Sinta. Seperti diketahui dalam cerita pawayangan Ramayana yang tersohor itu Dasamuka telah menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya. Untuk merebut Sinta kembali pecahlah perang besar antara Dasamuka dengan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Syahdan dalam perang tersebut Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati dirajam berbagai senjata oleh Rama. Melihat itu Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup-hidup oleh gunung yang kemudian hari disebut sebagai gunung Ungaran. Dasamuka yang tertimbun hidu-hidup di dasar gunung Ungaran setiap hari mengeluarkan rintihan berupa suara menggelegak yang sebenarnya berasal dari sumber air panas yang terdapat disitu. Sumber air panas yang mengandung belerang itu sendiri akhirnya menjadi tempat mandi untuk menghilangkan beberapa penyakit kulit. Pada masa hidupnya konon Dasamuka gemar minum minuman keras hingga siapapun yang datang ke Gunung Ungaran dengan membawa minuman keras akan membangkitkan nafsu Dasamuka. Mencium aroma miras erangan Dasamuka makin menjadi-jadi, ditandai sumber air panas makin menggelegak. Kalau sampai tubuh Dasamuka bergerak-gerak bahkan bisa menimbulkan gempa kecil. Demikian menurut cerita masyarakat setempat.
Masyarakat yakin jika candi songo ini ditunggu oleh makhluk gaib yang berjuluk Mbah Murdo. “Berdasarkan cerita eyang buyut Candi Gedong Songo dibangun oleh Ratu Sima untuk persembahan kepada Dewa,” ujarnya seperti dikutip Misteri. Konon, tiap kali menghadapi masalah yang pelik Ratu Sima bersemedi di candi ini agar mendapatkan jalan keluar yang terbaik. Agaknya, candi inipun mempunyai kekuatan yang sakti. Buktinya, kebesaran Ratu Sima diakui oleh lawan-lawannya. Bahkan beberapa kerajaan takluk dan tunduk di bawah kekuasan Ratu Sima. Namun, Siswoyo menegaskan, cerita tersebut hanyalah turun-temurun dari nenek moyangnya. Sampai saat ini banyak pengunjung yang melakukan ritual khusus di candi tersebut. Mereka memohon berbagai pertolongan agar tujuannya dapat dikabulkan. Kabarnya, candi yang paling banyak dipakai untuk bersemedi adalah candi yang terletak di deretan paling atas. Sebelum memasuki wilayah Candi Gedong Songo, sebaiknya pengunjung harus meminta ijin terlebih dulu kepada Mbah Murdo, yang dipercaya sebagai penghuni gaib kawasan ini. Sampaikan salam kepadanya, agar perjalanan atau ritual Anda tak terganggu. Di kawasan cagar budaya Candi Gedongsongo yang bersuhu rata-rata 19 sampai 27 derajad celcius ini ternyata memiliki bio energi terbaik di Asia. Bioenergi di kawasan ini bahkan lebih baik dari yang berada di pegunungan Tibet atau pegunungan lain di Asia. Setelah kita menghirup bioenergi ini dapat memberikan kesegaran di pikiran sehingga memunculkan ide-ide segar. Hal ini akan sangat membantu memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas hidup. Banyak mata air dengan kepulan asap yang berbau menyengat. Konon, air ini penuh tuah. Terutama untuk menyembuhkan penyakit kulit yang diderita seseorang. Mata air keramat itu dijaga oleh Nyai Gayatri, perempuan asal Pulau Dewata. Konon, semasa hidupnya Nyai Gayatri adalah dayang Ratu Sima, yang dipercaya sebagai raja pertama di Tanah Jawa. Ketika meninggal dunia, ia memilih menjaga mata air yang mengandung belerang itu. Kabarnya, Nyai Gayatri tergolong makhluk yang baik hati. Ia suka memberi pertolongan kepada sesama, terutama menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Tapi, jangan coba-coba menyepelekan dia karena akibatnya bisa fatal. Pernah suatu ketika ada seorang pengunjung yang kencing di mata air tersebut. Tiba-tiba ia menjerit seperti ada yang mencekik dirinya. Setelah dibawa ke paranormal, rupanya, Nyai Gayatri, penunggu mata air itu tersinggung dengan ulah pengunjung tersebut. Setelah mohon maaf, penyakit itupun dapat disembuhkan lagi. Para sejarawan sampai saat ini belum dapat memastikan kapan candi itu dibangun dan siapa pendiri komplek candi Gedongsongo. Namun melihat bentuk arsitektur candi, terutama bentuk bingkai kaki candi, dapat disimpulkan bangunan candi ini sejaman dengan komplek candi Dieng. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar abad VIII M, pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya. Hanya saja siapa nama raja pendirinya belum dapat diketahui. Candi Gedongsongo berlatar belakang agama hindu, hal ini dapat dilihat dari arca-arca yang menempati relung-relung candi. Misalnya arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, Dhurga Nahisasuramardhini, Nandiswara dan Mahakala. Menurut Pakar tentang Candi Evi Saraswati menyebutkan bangunan candi di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua tipe. Yaitu candi Hindu dan Candi Budha. Ciri umum dari kedua tipe tersebut terletak pada bentuk bangunan. Candi Hindu cenderung ramping, lancip dan tinggi. Sedangkan Candi Budha berbentuk bulat dan besar seperti candi Borobudur. Dilihat dari fungsinya candi juga dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu candi sebagai tempat pemujaan atau ibadah dan candi yang dipakai sebagai tempat pemakaman. Sedangkan candi yang berada di komplek Gedongsongo ini diperkirakan merupakan candi untuk pemakaman. Karena pada saat ditemukan di sekitar candi banyak terdapat abu. Sangat mungkin abu ini merupakan bekas pembakaran orang yang meninggal. Sesuai ajaran Hindu orang yang meninggal biasanya dibakar.
SEJARAH
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, di Kecamatan Bandungan, dan masuk dalam kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya candi gedong songo terletak di lereng Gunung Ungaran. Di area candi ini terdapat sembilan buah candi. Kata gedong songo berasal dari bahasa jawa, gedong berarti bangunan atau rumah, dan songo berarti sembilan. Jadi gedong ssongo berarti sembilan (kelompok) bangunan.
Lokasi 9 buah banguna candi ini tersebar di lereng Gunung Ungaran yang memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi candi gedong songo juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang. Kabut tipis yang turun dari atas gunung sering muncul, hal ini mengakibatkan kita sulit untuk memandang Candi Gedongsongo dari kejauhan. Candi gedong songo ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di daerah Wonosobo. Candi gedong songo ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Ha ini mengakibatkan suhu udara di kawasan candi gedong songo ini cukup dingin.
Candi gedong songo sendiri diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Komplek Candi Gedong Songo ini dibangun oleh Putera Sanjaya, seorang Raja Mataram Kuno pada sekitar abad 7 masehi. Dilihat dari arsitektur dan pendirinya yang beragama hindu, candi gedong songo dipastikan merupakan candi hindu yang dibangun untuk tujuan pemujaan. Di candi gedong songo terdapat beberapa patung dewa seperti Syiwa mahaguru, Syiwa Mahakala , Syiwa Mahadewa, Durgamahesasuramardhani dan Ganesya. Candi gedong songo ini dijadikan tempat pemujaan bagi umat hindu. Di dalam kompleks candi gedong songo ini Juga ditemukan Lingga dan Yoni yang merupakan ciri khas dari candi hindu di Indonesia.
Candi Gedong Songo mempunyai karakter Aura Alam Ghaib yang sangat kuat dan mistik. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, komplek candi ini terdiri atas sembilan buah candi, yang berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Satu bangunan Candi yang berada dipuncak paling tinggi disebut puncak Nirwana. Dilokasi sekitar candi gedong songo ini juga teerdapat bukit Kendalisodo dan Gua tempat Hanoman bertapa.
Candi gedong songo – candi gedong 1
Candi gedong 1 merupakan salah satu
candi didalam kompleks candi gedong
songo yang berupa sebuah bangunan candi utuh. Candi gedong 1 berbentuk persegi panjang yang tidak terlalu besar dengan ketinggian sekitar 4 hingga 5 meter. Candi ini berdiri diatas sebuah batur atau kaki candi setinggi 1 meter yang dihiasi dengan pahatan relief sulur dan pahatan bunga atau padma disekelilingnya. Pada bagian dalam badan candi terdapat sebuah ruangan sempit, sementara pada bagian luarnya terlihat polos tanpa relief, pada bagian luar candi hanya terdapat pahatan sederhana yang berbentuk bunga seperti bingkai yang kosong dibagian tengahnya.
candi didalam kompleks candi gedong
songo yang berupa sebuah bangunan candi utuh. Candi gedong 1 berbentuk persegi panjang yang tidak terlalu besar dengan ketinggian sekitar 4 hingga 5 meter. Candi ini berdiri diatas sebuah batur atau kaki candi setinggi 1 meter yang dihiasi dengan pahatan relief sulur dan pahatan bunga atau padma disekelilingnya. Pada bagian dalam badan candi terdapat sebuah ruangan sempit, sementara pada bagian luarnya terlihat polos tanpa relief, pada bagian luar candi hanya terdapat pahatan sederhana yang berbentuk bunga seperti bingkai yang kosong dibagian tengahnya.
Candi gedong songo – candi gedong II
Candi gedong II berdiri diatas sebuah batur yang berbentuk bujur sangkar dengan luas 2,2 m persegi dan tinggi 1 meter. Pada bagian atas batur memebentuk selasar dengan lebar setengah meter yang mengelilingi candi. Pada badan candi dibagian sisi luar di ketiga dindingnya terdapat ceruk kecil sebagai tempat untuk meletakan arca. Ceruk ini dihiasai dengan dua kepala naga pada bagian bawahnya dan kalamakara pada bagian atas. Pada bagian luar ceruk dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Pada bagian atas candi hanya terlihat reruntuhannya saja. Dibagian depan candi terdapat sebuah reruntuhan bangunan candi kecil yang dikenal dengan nama candi perwara yang memiliki fungsi seakan-akan sebagai penjaga.
Candi gedong songo – candi gedong III
Candi gedong tiga merupakan sebuah kelompok candi yang terdiri dari 3 buah candi besar. 2 buah candi besar menghadap ke timur dan terlihat seperti candi kembar dan berbentuk seperti candi gedong II. Disamping pintu mamsuk 2 candi ini terdapat relung yang berisi arca Siwa denagn posisi berdiri dengan gada panjang di tangan kanannya. Sedangkan sebuah candi yang lainnya menghadap ke arah barat dengan ukuran yang lebih kecil. Candi kecil ini diperkirakan berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Pada dinding candi utama terdapat relung yang berisi arca Ganesha dan Durga bertangan 8.
Candi gedong songo – candi gedong IV
Candi gedong IV terdiri dari sebuah candi utama dan beberapa reruntuhan candi di sekitarnya yang kemungkinan merupakan candi perwara. Pada candi utama memiliki bentuk seperti candi gedong II dengan batur setinggi 1 meter dan selasar selebar setengah meter di sekelilingnya. Di bagian dinding sebelah luar terdapat bilik penampil dengan relung yang berisi arca yang sudah rusak.
Candi gedong V
Candi gedong V terdiri dari sebuah candi utama dan sejumlah reruntuhan candi sekitarnya yang diduga sebagai candi perwara. Candi gedong V berbentuk mirip dengan candi gedong II. Pada dindning luar candi gedong V terdapat relung yang berisi arca Ganesha denga posisi duduk bersila.
Diantara candi gedong III dan candi gedong IV terdapat sebuah pemandian air panas. Pemandian air panas ini terletak dikepunden gunung yang memiliki sumber air panas dengan bau belerang yang sangat menyengat.
Komentar
Posting Komentar